Jumat, 20 Juni 2014

JURNAL PENGUKURAN

BERCAK DAN KONKRESI DALAM TANAH
Oleh :
SYAIFUL ANWAR
Departement Ilmu Tanah Umum Fakultas Kehutanan Universitas Mulawarman

I.    PENDAHULUAN

  Memiliki kekayaan alam yang melimpah merupakan keuntungan terbesar yang dimiliki Indonesia. Berhektar-hektar tanah serta tingkat kesuburan tanah yang dimiliki merupakan salah satu keunggulan yang dimiliki negara ini. Tingkat kesuburan tanah yang ada di berbagai daerah di Indonesia serta dukungan dan iklim  Indonesia yang tergolong dalam kategori iklim tropis, membuat tanah di sekitaran Bagian Barat Indonesia sangat cocok untuk bidang pertanian. Tanah di Indonesia berada di kawasan yang umurnya masih muda. Hal ini disebabkan karena negara Indonesia memiliki banyak gunung berapi yang mampu memunculkan lapisan tanah muda maupun batuan induk tanah. Dengan tanah yang subur maka tanaman akan tumbuh dengan sehat, berproduksi tinggi dan hidup lebih lama dengan produktivitas maksimal. Tanah merupakan satu rantai di antara sistem tubuh alam yang keberadaannya tidak dengan sendirinya, proses pembentukan dan keberadaannya sangat dipengaruhi oleh faktor alam yang lain, seperti batuan induk, iklim, topografi atau relief, vegetasi atau organisme, manusia, dan waktu. Dimana pada praktikum ini bertujuan untuk mengetahui cara mengidentifikasi tanah sebagai hasil dari pengamatan  bercak, Konkresi, dan fragmen batuan dalam tanah yang akan mempengaruhi sebagian besar kesuburan tanah. Karena seiring berjalannya waktu, kesuburan yang dimiliki oleh tanah Indonesia semakin berubah, hal ini didominasi oleh pemanfaatan yang tidak sesuai aturan yang berwawasan lingkungan sehingga kurang memperhatikan dampak jangka panjang yang dihasilkan dari pengolahan tanah tersebut. Untuk itu, penting bagi kita sebagai bagian dari masyarakat negeri ini untuk mengenal keadaan tanah yang ada di sekeliling kita. Tentunya agar pemanfaatan tanah yang sangat penting itu dapat disesuaikan dengan potensi dan kemampuan tanah yang dimilikinya. Hampr setiap profil tanah memiliki horizon-horison yang berlainan warnanya. Jika pada tanah dijumpai bercak yang merupakan akumulasi  senyawa besi maka konkresi termasuk dari pencirian khusus dalam taksonomi tanah hal inilah yang melatar belakangi praktikum ini.

II.          TUJUAN PRAKTIKUM
1.      Mengetahui warna Bercak pada Tanah yang meliputi halus, sedang, dan kasar
2.      Mengetahui warna, jumlah, dan Bandingan Bercak dan Konkresi-Ukuran
3.      Mengetahui bentuk , ukuran dan jumlah Fragmen Batuan dalam Tanah

III.    DASAR TEORI
Porositas Pori-pori tanah adalah bagian tanah yang tak terisi bahan padat tanah (terisi udara dan air) Pori Tanah yang meliputi Pori kasar (macro pore) : berisi udara dan air gravitasiv  Pori halus (micro pore) : berisi udara dan air kapilerv Tanah liat mempunyai pori total (makro & mikro) lebih banyak daripada tanah pasir. Porositas tanah dipengaruhi:  Kandungan bahan organik Struktur tanah dengan Porositas tinggi kalau BO tinggi Tanah struktur granuler atau remah porositas lebih tinggi drpd tanah dg struktur massive (pejal) Tanah tekstur pasir banyak pori makro. Sifat fisika tanah tanah: (schoeder, 1972) Tubuh alam yg memiliki/mengandung: air, udara, mineral & B.O serta jasad hidup. Krn pengaruh lingkungan dan waktu, mengalami perubahan sehingga berfungsi sbg tempat tumbuh organisme. Mineral in organik tanah berasal dari batuan sumber hara potensial yang merupakan unsur hara makro : N, P, K, S, Ca, Mg Unsur hara mikro : Fe, Mn, Zn, cuvvbatuan yang tersusun oleh fragmen hasil erupsi volkanik secara eksplosif (Lutfi rayes, 2006).
1.         Batuan yang tersusun oleh fragmen hasil erupsi volkanik secara eksplosif (Williams, Turner, Gilbert, 1954) Batuan yang terdiri dari bahan rombakan yang diletuskan dari lubang volkanik, diangkutØ melalui udara sebagai bahan maupun awan pijar, kemudian diendapkan di atas tanah dalam kondisi kering atau dalam tubuh air (Henrich, 1959) Bagian dari batuan volkaniklastik (Fisher, 1961Ø & Vide Carozi, 1975) Batuan yang terdiri dari material detrital/rombakan dari hasil kegiatan volkanik,Ø ditransport dan diendapkan di danau, darat ataupun laut. (Johannsen, 1977) Macam-macam Endapan Pyroclastic fall deposit Pyroclastic flow deposit Pyroclastic surge deposit 1. Endapan Jatuhan Piroklastik Sebaran mengikuti topografiØ Ukuran butiran menghalus, lapisan menipis menjauhi pusat erupsiØ Struktur :graded bedding normal dan reverseØ Komposisi : pumice, scoria, abu/debu, sedikit lapiliØ Macam-macam : scoria-fall deposit, pumice-fall deposit, ash-fall depositØ 2. Endapan Aliran Piroklastik Endapan aliran debu dan balok/blokØ Terdiri dari lapili vesikuler dan debul Sorting buruk; butiran menyudutl Sebaran tidak merata; menebal di bagian lembahl Seringkali berasosiasi dengan lava riolitik, dasitik, andesitikl Endapan aliran scoriaØ Didominasi oleh lapili scorial Komposisi andesitik, basaltic dan lain-lain
2.         Endapan aliran pumiceØ2 terdiri dari Komposisi dasitik, riolitikl Lapili, blok, pecahan gelas bertekstur pumicel 3. Endapan Surge Endapan base surgeØ Berasosiasi dengan endapan jatuhanl Endapan ground surgeØ Berasosiasi dengan endapan aliran piroklastikl Endapan ash-clouds surgeØ Biasanya di bagian atas endapan aliran piroklastikl
3.         Fragmen piroklastik (piroklas) merupakanfragmen berasal dari erupsi gunungapi (hasil langsung proses gunung api) Macam piroklas berdasarkan terjadinya : juvenile pyroclasts : hasil langsung akibat letusan, membeku dipermukaan (fragmen gelas, kristal pirojenik) cognate pyroclasts : fragmen batuan hasil erupsi terdahulu (dari gunungapi yang sama) accidental pyroclasts : fragmen batuan berasal dari basement (komposisi berbeda) Klasifikasi
4.         Dasar dari ukuran butiranØ3.  Penamaan : tuf, tuf lapili, aglomerat, breksi piroklastik atau breksi volkanikØ Untuk batuan berbutir halus (Ø<4mm) : tuf gelas, tuf kristal, tuf litik Hal – hal yang perlu dideskripsi dalam batuan piroklastik Warna, deskripsikan warna batuan yang representatifØ Besar butir, deskripsikan menggunakan besar butir/ukuran klast batuan piroklastikØ Komponen, deskripsikan komponen batuan piroklastik :Ø - Kristal, fragmen kristal - Fragmen litik : volkanik atau non volkanik, polimik atau monomik - Pumice atau scoria - Shards, lapili akresionari, vitriklas - Semen : siliseous, karbonat atau zeolit. Litofasies :Ø - Masif (tidak berlapis) atau berlapis - Berlapis : Laminasi : < 1cm Berlapis sangat tipis : 1 – 3cm Berlapis tipis : 3 – 10cm Berlapis sedang : 10 – 30cm Berlapis tebal : 30 -100cm Berlapis sangat tebal : > 100cm - Masif (tidak bergradasi) atau bergradasi : normal ; reverse ; normal-reverse ; reverse-normal.

IV.    METODOLOGI PRAKTIKUM
Peralatan
1.      Lembar deskripsi profil tanah
2.      Pisau tanah di gunakan  untuk member sihkan profil tanah
3.      Munsell soil color chart di gunakan untuk menentuan warna bercak dan konkresi tanah
4.      Gayung di gunakan untuk menguras jika profil tergenang
5.      Ember di gunakan untuk membuang air dari profil lebih jauh
Prosedur Kerja
1.      Di bersihkan bidang pengamatan pada profil dengan menggunakan pisau tanah
2.      Diperbarui batas horizon
3.      Ditentukan bercak tanah, cara menentukan bercak warna adalah  dengan memper hatikan warna pa horison-horison di permukaan profil tanah. Warna bercak umuumnya lebih terang dari wana matriks tanah.tentukan nilai hue, chroma,dan value dari bercak tersebut dengan menggunakan munsell soil colourchart
Kriteria Penetapan Ukuran,Kuantitas Dan Kejelasan Bercak Tanah
Kelas
Ukuran
Keterangan
Baik(Fine)
Lebih Kecil Dari 5 Mm
Sedang(Medium)
5-15 Mm
Kasar(Coarse)
Lebih Besar Dari 15 Mm
Jumlah

Beberapa(Few)
Kurang Dari 2%
Umum(Common)
2-20%
Banyak(Many)
Lebih Dari20%
Kejelasan

Lemah Atau Samar(Faint)
Warna Bercak Yang Samar
Jelas(Distinct)
Warna Bercak Mudah Di Lihat, Tetapi Hanya Nampak Kontras Dengan Profil Tanah
Menonjol(Prominent)
Warna Bercak Ini Nampak Kontras Sekali.Warna Bercaknya Menonjol Dari Warna Matriks Tanah.

   Menentukan konkresi tanah
Cara menentukan konkresi tanah dengan cara memperhatikan permukaan profil tanah,konkresi pada tanah umumnya berwarna lebih terang dari warna matriksnya.tetapi tanah trasa lebih keras jika di pegang. Kriteria penetapan ukuran jumlah konkresi adalah sebagai berikut :
Kelas
Kriteria
Sedikit
<2%dari luas permukaan
Biasa
2-20%luas permukaan
Banyak
>20%dari luas permukaan
Ukuran karatan

Halus
<2 mm
Sedang
2-5<
kasar
5-<20 MM
Sangat kasar
20-<76 MM
Amat sangat ksar
76 mm





  Tabel Kriteria penetapan kontras(bandingan) konkresi







V.          HASIL DAN KESIMPULAN
Bercak,Konkresi Dan Fragmen Batuan Dalam Tanah
Kode lapisan
1
2
3
4
5
(depth code)





Horizon

O
A
E
B
Depth(cm)

21 cm
27 cm
34 cm
23 cm
(kedalaman)

Halus
Sedang loyr



Bercak-ukuran,

6/8umum samar



warna,jumlah,
Sedang

Sedang2,5,4


kekersan (Mottling)


5/4beberapa jelas



Kasar


Kasar banyak
Kasar2,5,4 8/22




 jelas2,5,4 5/1
banyak menonjol
Konkresi - ukuran
Ukuran




Warna, Jumlah, Kekerasan
Bandingan



Sangat kasar2,5





6/8banyak jelas
Fragmen batuan
Bentuk

Kerikil


dalam tanah-bentuk,
Ukuran

Sedang


ukuran,jumlah
Kelas Fragmen

Kurang dari 15%










VI.             KESIMPULAN
Berdasarkan dari hasil yang di perolehbercak dank on kresi tanah dapat di bedakan dengan jelas, bercak yg kami peroleh dari hasil praktikum adalah bercak ukuran halus pada horizon o,sedang 10 yr 6/8, kasar pada horizon E dan B dah pada sedang terdapat pada horizon A sedang 2,5,4 5/4 beberapa jelas. Sedangkan pada konkresi di peroleh bandingan pada horisonB sangat kasar 2,56/8 banyak jelas. Dan fragmen batuan dalam tanan di proleh pada horison E bentuk kerikil,ukuran sedang, dan kelas fragmen kurang dari 15% pada horison E.
DAFTAR PUSTAKA
Mega, I Made. Dibia,I Nyoman. Adi,I G P Ratna, Kusmiyarti, Tati Budi. 2010. Klasifikasi dan Kesesuaian Lahan. Fakultas Pertanian UniversitasUdayana. Denpasar.
Rayes, Luthfi. 2006. Klasifikasi Ilmu Tanah. Fakultas Pertanian. Universitas Brawijaya.
Mega, I Made. Dibia,I Nyoman. Adi,I G P Ratna, Kusmiyarti, Tati Budi. 2008. Mineralogi, Kimia, Fisika, dan Biologi Tanah Sawah. Fakultas Pertanian UniversitasUdayana. Denpasar.