BERCAK
DAN KONKRESI DALAM TANAH
Oleh :
SYAIFUL ANWAR
Departement Ilmu Tanah Umum Fakultas Kehutanan
Universitas Mulawarman
I. PENDAHULUAN
Memiliki kekayaan alam yang melimpah
merupakan keuntungan terbesar yang dimiliki Indonesia. Berhektar-hektar tanah
serta tingkat kesuburan tanah yang dimiliki merupakan salah satu keunggulan
yang dimiliki negara ini. Tingkat kesuburan tanah yang ada di berbagai daerah
di Indonesia serta dukungan dan iklim Indonesia yang tergolong dalam
kategori iklim tropis, membuat tanah di sekitaran Bagian Barat Indonesia sangat
cocok untuk bidang pertanian. Tanah di Indonesia berada di kawasan yang umurnya
masih muda. Hal ini disebabkan karena negara Indonesia memiliki banyak gunung
berapi yang mampu memunculkan lapisan tanah muda maupun batuan induk tanah.
Dengan tanah yang subur maka tanaman akan tumbuh dengan sehat, berproduksi
tinggi dan hidup lebih lama dengan produktivitas maksimal. Tanah merupakan satu rantai di antara sistem tubuh alam yang keberadaannya
tidak dengan sendirinya, proses pembentukan dan keberadaannya sangat
dipengaruhi oleh faktor alam yang lain, seperti batuan induk, iklim, topografi
atau relief, vegetasi atau organisme, manusia, dan waktu. Dimana pada
praktikum ini bertujuan untuk mengetahui cara mengidentifikasi tanah sebagai
hasil dari pengamatan bercak, Konkresi,
dan fragmen batuan dalam tanah yang akan mempengaruhi sebagian besar kesuburan
tanah. Karena seiring
berjalannya waktu, kesuburan yang dimiliki oleh tanah Indonesia semakin
berubah, hal ini didominasi oleh pemanfaatan yang tidak sesuai aturan yang
berwawasan lingkungan sehingga kurang memperhatikan dampak jangka panjang yang
dihasilkan dari pengolahan tanah tersebut. Untuk itu, penting bagi kita sebagai
bagian dari masyarakat negeri ini untuk mengenal keadaan tanah yang ada di
sekeliling kita. Tentunya agar pemanfaatan tanah yang sangat penting itu dapat
disesuaikan dengan potensi dan kemampuan tanah yang dimilikinya. Hampr setiap profil tanah memiliki
horizon-horison yang berlainan warnanya. Jika pada tanah dijumpai bercak yang
merupakan akumulasi senyawa besi maka
konkresi termasuk dari pencirian khusus dalam taksonomi tanah hal inilah yang
melatar belakangi praktikum ini.
II.
TUJUAN PRAKTIKUM
1.
Mengetahui warna Bercak pada Tanah yang meliputi halus,
sedang, dan kasar
2.
Mengetahui warna, jumlah, dan Bandingan Bercak dan
Konkresi-Ukuran
3.
Mengetahui bentuk , ukuran dan jumlah Fragmen Batuan dalam
Tanah
III. DASAR TEORI
Porositas
Pori-pori tanah adalah bagian tanah yang tak terisi bahan padat tanah (terisi
udara dan air) Pori Tanah yang meliputi Pori kasar (macro pore) : berisi udara
dan air gravitasiv
Pori halus (micro pore) : berisi udara dan air kapilerv
Tanah liat mempunyai pori total (makro & mikro) lebih banyak daripada tanah
pasir. Porositas tanah dipengaruhi:
Kandungan bahan organik Struktur tanah dengan Porositas tinggi kalau BO
tinggi Tanah struktur granuler atau remah porositas lebih tinggi drpd tanah dg
struktur massive (pejal) Tanah tekstur pasir banyak pori makro. Sifat fisika
tanah tanah: (schoeder, 1972) Tubuh alam yg memiliki/mengandung: air, udara,
mineral & B.O serta jasad hidup. Krn pengaruh lingkungan dan waktu,
mengalami perubahan sehingga berfungsi sbg tempat tumbuh organisme. Mineral in
organik tanah berasal dari batuan sumber hara potensial yang merupakan unsur
hara makro : N, P, K, S, Ca, Mg Unsur hara mikro : Fe, Mn, Zn, cuvvbatuan yang
tersusun oleh fragmen hasil erupsi volkanik secara eksplosif (Lutfi rayes,
2006).
1.
Batuan yang tersusun oleh fragmen hasil erupsi volkanik
secara eksplosif (Williams, Turner, Gilbert, 1954) Batuan yang terdiri dari
bahan rombakan yang diletuskan dari lubang volkanik, diangkutØ
melalui udara sebagai bahan maupun awan pijar, kemudian diendapkan di atas
tanah dalam kondisi kering atau dalam tubuh air (Henrich, 1959) Bagian dari
batuan volkaniklastik (Fisher, 1961Ø & Vide Carozi, 1975) Batuan
yang terdiri dari material detrital/rombakan dari hasil kegiatan volkanik,Ø
ditransport dan diendapkan di danau, darat ataupun laut. (Johannsen, 1977)
Macam-macam Endapan Pyroclastic fall deposit Pyroclastic flow deposit
Pyroclastic surge deposit 1. Endapan Jatuhan Piroklastik Sebaran mengikuti
topografiØ Ukuran butiran menghalus, lapisan menipis menjauhi pusat
erupsiØ Struktur :graded bedding normal dan reverseØ
Komposisi : pumice, scoria, abu/debu, sedikit lapiliØ
Macam-macam : scoria-fall deposit, pumice-fall deposit, ash-fall depositØ
2. Endapan Aliran Piroklastik Endapan aliran debu dan balok/blokØ
Terdiri dari lapili vesikuler dan debul Sorting buruk; butiran menyudutl
Sebaran tidak merata; menebal di bagian lembahl Seringkali berasosiasi dengan lava
riolitik, dasitik, andesitikl Endapan aliran scoriaØ
Didominasi oleh lapili scorial Komposisi andesitik, basaltic dan
lain-lain
2.
Endapan aliran pumiceØ2 terdiri dari Komposisi dasitik,
riolitikl Lapili, blok, pecahan gelas
bertekstur pumicel 3. Endapan Surge Endapan base surgeØ Berasosiasi dengan endapan jatuhanl Endapan ground surgeØ Berasosiasi dengan endapan aliran
piroklastikl Endapan ash-clouds surgeØ Biasanya di bagian atas endapan aliran piroklastikl
3.
Fragmen piroklastik (piroklas) merupakanfragmen berasal dari
erupsi gunungapi (hasil langsung proses gunung api) Macam piroklas berdasarkan
terjadinya : juvenile pyroclasts : hasil langsung akibat letusan, membeku
dipermukaan (fragmen gelas, kristal pirojenik) cognate pyroclasts : fragmen
batuan hasil erupsi terdahulu (dari gunungapi yang sama) accidental pyroclasts
: fragmen batuan berasal dari basement (komposisi berbeda) Klasifikasi
4.
Dasar dari ukuran butiranØ3. Penamaan : tuf,
tuf lapili, aglomerat, breksi piroklastik atau breksi volkanikØ Untuk batuan berbutir halus (Ø<4mm) : tuf gelas, tuf kristal, tuf litik Hal – hal yang
perlu dideskripsi dalam batuan piroklastik Warna, deskripsikan warna batuan
yang representatifØ Besar butir, deskripsikan
menggunakan besar butir/ukuran klast batuan piroklastikØ Komponen, deskripsikan komponen batuan piroklastik :Ø - Kristal, fragmen kristal - Fragmen litik : volkanik atau
non volkanik, polimik atau monomik - Pumice atau scoria - Shards, lapili
akresionari, vitriklas - Semen : siliseous, karbonat atau zeolit. Litofasies :Ø - Masif (tidak berlapis) atau berlapis - Berlapis :
Laminasi : < 1cm Berlapis sangat tipis : 1 – 3cm Berlapis tipis : 3 – 10cm
Berlapis sedang : 10 – 30cm Berlapis tebal : 30 -100cm Berlapis sangat tebal :
> 100cm - Masif (tidak bergradasi) atau bergradasi : normal ; reverse ;
normal-reverse ; reverse-normal.
IV.
METODOLOGI
PRAKTIKUM
Peralatan
1. Lembar
deskripsi profil tanah
2. Pisau
tanah di gunakan untuk member sihkan
profil tanah
3. Munsell
soil color chart di gunakan untuk menentuan warna bercak dan konkresi tanah
4. Gayung
di gunakan untuk menguras jika profil tergenang
5. Ember
di gunakan untuk membuang air dari profil lebih jauh
Prosedur
Kerja
1. Di
bersihkan bidang pengamatan pada profil dengan menggunakan pisau tanah
2. Diperbarui
batas horizon
3. Ditentukan
bercak tanah, cara menentukan bercak warna adalah dengan memper hatikan warna pa
horison-horison di permukaan profil tanah. Warna bercak umuumnya lebih terang
dari wana matriks tanah.tentukan nilai hue, chroma,dan value dari bercak
tersebut dengan menggunakan munsell soil colourchart
Kriteria
Penetapan Ukuran,Kuantitas Dan Kejelasan Bercak Tanah
Kelas
Ukuran
|
Keterangan
|
Baik(Fine)
|
Lebih Kecil Dari 5 Mm
|
Sedang(Medium)
|
5-15 Mm
|
Kasar(Coarse)
|
Lebih Besar Dari 15 Mm
|
Jumlah
|
|
Beberapa(Few)
|
Kurang Dari 2%
|
Umum(Common)
|
2-20%
|
Banyak(Many)
|
Lebih Dari20%
|
Kejelasan
|
|
Lemah Atau Samar(Faint)
|
Warna Bercak Yang Samar
|
Jelas(Distinct)
|
Warna Bercak Mudah Di Lihat, Tetapi
Hanya Nampak Kontras Dengan Profil Tanah
|
Menonjol(Prominent)
|
Warna Bercak Ini Nampak Kontras
Sekali.Warna Bercaknya Menonjol Dari Warna Matriks Tanah.
|
Menentukan konkresi tanah
Cara
menentukan konkresi tanah dengan cara memperhatikan permukaan profil
tanah,konkresi pada tanah umumnya berwarna lebih terang dari warna
matriksnya.tetapi tanah trasa lebih keras jika di pegang. Kriteria penetapan ukuran jumlah konkresi adalah sebagai berikut :
Kelas
|
Kriteria
|
Sedikit
|
<2%dari
luas permukaan
|
Biasa
|
2-20%luas
permukaan
|
Banyak
|
>20%dari
luas permukaan
|
Ukuran
karatan
|
|
Halus
|
<2
mm
|
Sedang
|
2-5<
|
kasar
|
5-<20
MM
|
Sangat
kasar
|
20-<76
MM
|
Amat
sangat ksar
|
76
mm
|
|
|
Tabel Kriteria penetapan kontras(bandingan)
konkresi
V.
HASIL DAN KESIMPULAN
Bercak,Konkresi Dan Fragmen Batuan Dalam
Tanah
Kode lapisan
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
(depth code)
|
|
|
|
|
|
Horizon
|
|
O
|
A
|
E
|
B
|
Depth(cm)
|
|
21 cm
|
27 cm
|
34 cm
|
23 cm
|
(kedalaman)
|
|||||
|
Halus
|
Sedang loyr
|
|
|
|
Bercak-ukuran,
|
|
6/8umum samar
|
|
|
|
warna,jumlah,
|
Sedang
|
|
Sedang2,5,4
|
|
|
kekersan (Mottling)
|
|
|
5/4beberapa jelas
|
|
|
|
Kasar
|
|
|
Kasar banyak
|
Kasar2,5,4 8/22
|
|
|
|
|
jelas2,5,4 5/1
|
banyak menonjol
|
Konkresi - ukuran
|
Ukuran
|
|
|
|
|
Warna, Jumlah, Kekerasan
|
Bandingan
|
|
|
|
Sangat kasar2,5
|
|
|
|
|
|
6/8banyak jelas
|
Fragmen batuan
|
Bentuk
|
|
Kerikil
|
|
|
dalam tanah-bentuk,
|
Ukuran
|
|
Sedang
|
|
|
ukuran,jumlah
|
Kelas Fragmen
|
|
Kurang dari 15%
|
|
|
VI.
KESIMPULAN
Berdasarkan dari hasil yang di
perolehbercak dank on kresi tanah dapat di bedakan dengan jelas, bercak yg kami
peroleh dari hasil praktikum adalah bercak ukuran halus pada horizon o,sedang
10 yr 6/8, kasar pada horizon E dan B dah pada sedang terdapat pada horizon A
sedang 2,5,4 5/4 beberapa jelas. Sedangkan pada konkresi di peroleh bandingan
pada horisonB sangat kasar 2,56/8 banyak jelas. Dan fragmen batuan dalam tanan
di proleh pada horison E bentuk kerikil,ukuran sedang, dan kelas fragmen kurang
dari 15% pada horison E.
DAFTAR PUSTAKA
Mega, I Made. Dibia,I Nyoman. Adi,I G P Ratna,
Kusmiyarti, Tati Budi. 2010. Klasifikasi
dan Kesesuaian Lahan. Fakultas Pertanian UniversitasUdayana. Denpasar.
Rayes, Luthfi. 2006. Klasifikasi Ilmu Tanah. Fakultas Pertanian. Universitas Brawijaya.
Mega, I Made. Dibia,I Nyoman. Adi,I G P Ratna,
Kusmiyarti, Tati Budi. 2008. Mineralogi,
Kimia, Fisika, dan Biologi Tanah Sawah. Fakultas Pertanian
UniversitasUdayana. Denpasar.